Tanggal dua puluh enam Desember tahun 2011 ini adalah sebuah momentum penting dalam hidup saya. bukan karena saya berulang tahun pada tanggal itu atau karena ada perayaan natal tuntunan tapi karena pada tanggal itulah saya bersaksi di depan Tuhan, Jemaat, keluarga dan diri saya sendiri sebagai seorang saksi dari Tuhan dan menerima Tuhan.
Di daerah saya, peristiwa seperti ini sering saya sebut sebagai proses malua, yang kalau diartikan dalam bahasa Indonesia berarti lepas. Dalam bahasa Indonesia proses malua ini sering disebut sebagai angkat sidi. Persepsi yang saya tangkap tentang lepas disini adalah Lepas dari tanggung jawab orang tua. kami percaya bahwa seseorang beragama kristiani yang belum angkat sidi maka dosanya masih ditanggung oleh kedua orang tauanya hingga ia malua atau angkat sidi.
Angkat sidi atau malua secara garis besar dapat diartikan sebagai titik dimana seseorang menjadi saksi dari Tuhan, menerima Tuhan dalam dirinya dan masuk dalam perjamuanya.
Proses untuk mendapatkan sidi ini bukanlah semudah mengucap kata saja. ada banyak hal yang harus dipersiapkan ketika seseorang ingin disidikan. Bukan hanya dilihat dari kematangan umur tapi juga dilihat dari kesiapan dan kematangan ilmu pengetahuan tentang agama dan kitab suci. Berdasarkan apa yang pernah saya alami maka biasanya dibutuhkan waktu sekitar setahun untuk mendapatkan ijin proses sidi ini. Dalam setahun ini, kita (anggota yang ingin disidikan) akan mengikuti semacam bimbingan agama dan kitab suci yang diberikan oleh pendeta atau pelayaan jemaat. Adapun materi yang akan diberikan adalah penguatan iman ditambah pengetahuan umum seputah kitab suci, 10 perintah Tuhan (titah), doa kesaksian, doa bapak kami dan lain lain. Bimbingan biasanya dilakukan sekali seminggu dan diakhir bimbingan akan diadakan test materi atau test kematangan yang didampingi kedua orang tua calon sidi juga. bila seseorang mendapatkan nilai yang layak maka ia akan diijinkan mengikuti proses sidi dan jika memang kurang maka akan direkomendasikan untuk mengikuti program bimbingan di tahun berikutnya. Bagi mereka mereka yang dinyatakan lulus akan diadakan semacam perjamuan bersama didepan jemaat pada tanggal yang akan ditentukan dalam waktu dekat.
Dalam upacara pemberian sidi kepada setiap orang yang telah lulus tadi, maka ia juga akan dipanggil secara perorangan dan akan diberikan sebuah ayat pengingat yang diambil dari kitab suci (bible). Ayat yang ia terima merupakan refleksi dari kepribadian dan prilaku si penerima sidi tersebut. Contohnya bila ia memiliki perilaku atau sikap yang baik maka niscaya ayat yang ia terima sebagai pengingat dalam hidupnya akan baik pula. Penentuan ayat mana yang akan diberikan kepada setiap orangnya adalah tanggung jawab dari Pendeta. Bagimana ia mendapatkanya? Adapun caranya adalah dengan cara mendoakan si calon penerima sidi kepada Tuhan dan setelah itu sang pendeta pun membuka alkitab dan menunjuk satu ayat dengan mata tertutup tentunya. Nah ayat mana yang ditunjuk jarinya maka itulah yang diberikan pada nama yang ia doakan.
Banyak cara dan metode yang umum dilakukan untuk menadai proses pemberian sidi, ada yang melalui percikan air di kepala , ada yang memandikan dikolam tapi ada juga yang hanya melalui pemberkatan, penjamahan yang diberikan sang pendeta. Tapi intinya semua sama saja.
Pada hari H datang maka, setiap penerima sidi akan ditemani oleh kedua orang tua mereka. Pada saat pemberkatan berlangsung, satu moment yang menjadi paling mengharukan adalah disaat sang Pendeta menyerukan pada setiap calon sidi untuk merenungi setiap perbuatan yang ia telah lakukan dan menyatakan penyesalanya dan berjanji untuk tak mengulanginya. Setelah itu, merekapun haruslah bersujud didepan kedua orang tua mereka dan meminta ampun. Air matapun pastinya berceceran disini dan saling berpelukan dengan keluarga masing-masing.
Pakaian yang serba putih pun adalah salah satu symbol dari pelaksanaan proses sidi. Warna putih berarti bersih dan suci. Dapat diartikan bahwa proses ini adalah proses yang sacral, suci dan sebuah pengharapan agar kelak agar si penerima sidipun memiliki sifat, watak dan pemikiran yang bersih pula.
Angkat sidi merupakan salah satu syarat bagi setiap orang sebelum melangsungkan perkawinan. Jadi bila seseorang belum angkat sidi maka ia pun tidak akan diberkati dalam proses perkawinannya.
Tapi diatas semua itu, bukanlah untuk kawin saja tujuan utama dari angkat sidi, selain sebagai tanda bahwa kita telah diangkat menjadi jemaat baru dalam sebuah persekutuan gereja, angkat sidi itu membuktikan bahwa kita menerima Tuhan sebagai Tuhan kita dan bersaksi untuknya serta masuk dalam perjamuaNYA yang kudus. Amen!!! GBU :)
Nast sidi saya yang sangat memberkati :
"Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.(I Petrus 1:6)"
sebelum sakramen sidi
sudah sidi. yeyy!