Senin, 30 Januari 2012

live is adventure (climbing


Sekilas Tentang Panjat Dinding dan Panjat Tebing



Panjat tebing (rock climbing) adalah satu dari sekian banyak alternatif kegiatan yang menggunakan wahana tebing alam atau gugusan cadas dalam kegiatan alam bebas. Pada dasarnya kegiatan panjat tebing ini adalah suatu teknik memanjat tebing batu dengan memanfaatkan cacat batuan berupa tonjolan, rekahan, atau cekungan dengan atau tanpa alat bantu pendakian.

Namun pada perkembangan selanjutnya panjat tebing yang merupakan kegiatan murni di alam
terbuka berangsur-angsur mulai dipopulerkan untuk umum sehingga memungkinkan untuk dilakukan di dalam ruangan. Perkembangan berikut inilah yang disebut dengan wall climbing (panjat dinding) yang kemudian banyak diperlombakan.
Berdasarkan kategorisasi kegiatan tersebut, panjat tebing kemudian berkembang menjadi dua jenis kegiatan yang berbeda yaitu rock climbing (panjat tebing batu), dan wall climbing (panjat tebing/dinding buatan). Yang membedakan kedua jenis kegiatan ini hanya media panjat yang digunakan.
Kalau rock climbing media panjatnya adalah tebing cadas atau tebing bebatuan asli yang memang terdapat di alam bebas yang bukan hasil rekaan manusia. Sementara wall climbing jelas-jelas menggunakan media panjat hasil rekayasa manusia berupa papan panjat yang biasanya terdiri dari susunan papan plywood, fibreglass, atau bebatuan tiruan dari campuran semen dan gips atau bahan khusus tertentu.
Biarpun kategori kegiatannya berbeda, namun esensi dasar teknik dan alat-alat bantu yang digunakan dalam dua kegiatan ini adalah nyaris sama, bedanya hanya di skill dan teknik uniknya. 

Rock Climbing
Berdasarkan teknik maupun peralatan yang digunakan, rock climbing sendiri oleh para penggiatnya kemudian dibedakan menjadi dua level yang berbeda: free climbing dan artificial climbing.
Level yang paling orisinal adalah free climbing atau pemanjatan bebas yaitu pemanjatan tebing tanpa menggunakan alat bantu sama sekali kecuali tali pengaman yang tidak memengaruhi gerak pemanjatan. Di sini pemanjat (climber) bergantung penuh pada kekuatan jemarinya, kelincahan, dan keahlian individualnya dalam menyiasati kondisi tebing dan mengatasi rintangan medan pemanjatan.
Level yang satu lagi lebih 'manipulatif' yaitu yang dikenal dengan nama artificial climbing. Kalau dalam free climbing alat bantu yang digunakan hanya sebagai perangkat pengaman pemanjatan
maka dalam artificial climbing, sang climber akanmenggunakan alat bantu sebisanya untuk mempermudah pemanjatan.
Ada sederetan perlengkapan yang paling umum dalam kegiatan panjat tebing berupa: tali (hawserlite/kernmantel), carabiner (cincin kait), harness (body harness atau full body harness), runner (cincin pengait tali), piton (paku tebing), hammer (palu tebing), chock (alat bantu pengait), helm, bolt, stirrup (semacam tangga praktis), sling, figure of eight, prusik rope...



Wall Climbing




Dari namanya saja sudah ketahuan kalau jenis kegiatan ini mediumnya adalah papan/tembok/dinding/tebing (wall) buatan untuk sarana pemanjatannya. Berbeda sekali dengan rock climbing yang memanfaatkan 'pemberian' alam asli sebagai sarana pemanjatannya, wall climbing menggunakan sarana panjat yang 'asli' buatan tangan manusia yang direkayasa sedemikian rupa.
Karena hasil rekayasa manusia, maka dalam wall climbing sang climber 'terpaksa' harus memanfaatkan rute pemanjatan bentukan yang dirancang sesuai keinginan... wall climbing inilah yang kemudian menjadi populer di kalangan masyarakat dan menjadi salah satu olahraga yang sangat digandrungi hampir di seluruh penjuru bumi.


Macam-macam Climbing

Climbing terbagi 5 macam yaitu :

1)      Bouldering
Pemanjatan tanpa menggunakan alat khusus dengan ketinggian maksimal 5 meter. Pemanjatan ini dilakukan sebagai pemanasan untuk pemanjatan pada medan yang lebih tinggi.







2)      Aid Climbing / Artifical Climbing (Direct Aid Climbing) Pemanjatan tebing ini dilakukan dengan menggunakan alat yang selengkap-lengkapnya




3)     Bigwall Climbing (Indireck Aid Climbing)
Pemanjatan dengan menggunakan alat atau tidak dengan maksimal ketinggian 5 meter.


4)    Free Climbing
Pemanjatan dengan menggunakan alat pengaman seadanya.


Free Soloing
Pemanjatan ini biasanya dilakukan oleh master-master climbing, karena memerlukan pengetahuan tentang climbing lebih jauh dan pemanjatan ini dilakukan tanpa pengaman sama sekali pada tebing-tebing yang tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar